Kalimat di atas
pasti tidak asing lagi, terlebih untuk para pecinta dogeng Snow White. Sebuah dogeng yang berceritakan tentang ratu yang sangat
cantik dipuja oleh seluruh orang, ia selalu bertanya pada cermin kepercayaan nya
yang kemudian selalu memberi jawaban memuasakan bahwa sang ratulah the most beautiful woman in the world.
Hingga tiba saatnya cermin itu tak lagi memberi jawaban memuaskan ia menyebut
nama putri salju yang lebih cantik dan lebih mudah. Kontan sang ratu marah
besar, berbagai cara dia lakukan agar menjadi yang tercantik dan dipuja seperti
sedia kala. Cerita snow white
merupakan dogeng fiksi yang mempunyai substansi cerita menarik : semua wanita
ingin menjadi cantik.
Namun paham kah kita tentang arti
kecantikan sesungguhnya?
Mengambil
contoh dalam lukisan-lukisan klasik Eropa abad pertengahan, kita menjumpai
figur-figur perempuan yang bertubuh subur. Sebelum abad 20 bentuk tubuh ideal
perempuan adalah yang gendut, gembrot, dan berlekuk-lekuk. Jika dibandingkan
dengan masa kini cantik dilihat dari organ yang berhubungan dengan fungsi
reproduksi. Di Cina cantik dilihat dari bentuk kaki yang kecil, semakin kecil
semakin menarik. Bangsa Arab berbeda pula cantik dilihat dari keindahan mata,
bagi mereka mata yang memancar jernih dan lebar serta memiliki kepekatan pada
warna hitam matanya adalah yang paling menarik. Dari fakta-fakta diatas kita
sudah dapat menyimpulkan konsep dasar kecantikan :
1. Subjektif,
tergantung siapa yang merasa dan siapa yang menilai.
2. Relatif,
tergantung budaya, lingkungan, media, dan persepsi masyarakat.
3. Dinamis,
perbedaan sudut pandang dari suatu tempat ke tempat lain ataupun penafsiran
dari suatu masa ke masa.
Namun menurut
saya, sangat benarlah pepatah ini : “Beauty
is not in the face but a light in the heart”. Bahwa hakikat kecantikan
bukanlah hal yang kasat mata, melainkan ‘inner’ yang memancar dari jiwa dan
hati seseorang. Yang semuanya itu adalah akumulasi dari akhlak, ketenangan dan
kesucian jiwa, serta keimanan yang sempurna. Kemudian hati yang bersih nan
sehat ini (Qalbunsalim) akan terpancar pada jasad seseorang. Layaknya bunga
melati walaupun tak seelok bunga mawar dengan kesederhanaannya ada keharuman
yang luar biasa yang jika dipetik tidak akan ada duri yang menusuk.
Pada intinya,
setiap wanita ‘pasti’ mempunyai potensi kecantikan yang secara fitrah melekat
pada dirinya. Masing-masing dari kita hanya perlu memahami keunikan dan
kekhasan diri. Pun Al-Qur’an juga merekomendasikan bahwa wanita memiliki
peringkat tertinggi seluruh keindahan.
“Dijadikan indah (pandangan) manusia apa-apa diingini manusia, yaitu :
Wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang”
(QS. Ali Imran:4)
Namun yang paling penting yang harus disadari adalah standar nilai
cantik dimata-Nya, yaitu : Yang paling
bertakwa, bukan yang paling cantik.
*didedikasikan
untuk makhluk indah bumi yang bernama wanita : )*
3 komentar:
tes
bisa mih haha
iyaaaa nuu' hahaa :p
Posting Komentar