19 Jun 2013

Mirror mirror on the wall, who’s the beautiful off all?

Kalimat di atas pasti tidak asing lagi, terlebih untuk para pecinta dogeng Snow White. Sebuah dogeng yang berceritakan tentang ratu yang sangat cantik dipuja oleh seluruh orang, ia selalu bertanya pada cermin kepercayaan nya yang kemudian selalu memberi jawaban memuasakan bahwa sang ratulah the most beautiful woman in the world. Hingga tiba saatnya cermin itu tak lagi memberi jawaban memuaskan ia menyebut nama putri salju yang lebih cantik dan lebih mudah. Kontan sang ratu marah besar, berbagai cara dia lakukan agar menjadi yang tercantik dan dipuja seperti sedia kala. Cerita snow white merupakan dogeng fiksi yang mempunyai substansi cerita menarik : semua wanita ingin menjadi cantik.

Namun paham kah kita tentang arti kecantikan sesungguhnya?

Mengambil contoh dalam lukisan-lukisan klasik Eropa abad pertengahan, kita menjumpai figur-figur perempuan yang bertubuh subur. Sebelum abad 20 bentuk tubuh ideal perempuan adalah yang gendut, gembrot, dan berlekuk-lekuk. Jika dibandingkan dengan masa kini cantik dilihat dari organ yang berhubungan dengan fungsi reproduksi. Di Cina cantik dilihat dari bentuk kaki yang kecil, semakin kecil semakin menarik. Bangsa Arab berbeda pula cantik dilihat dari keindahan mata, bagi mereka mata yang memancar jernih dan lebar serta memiliki kepekatan pada warna hitam matanya adalah yang paling menarik. Dari fakta-fakta diatas kita sudah dapat menyimpulkan konsep dasar kecantikan :

1.       Subjektif, tergantung siapa yang merasa dan siapa yang menilai.
2.       Relatif, tergantung budaya, lingkungan, media, dan persepsi masyarakat.
3.       Dinamis, perbedaan sudut pandang dari suatu tempat ke tempat lain ataupun penafsiran dari suatu masa ke masa.

Namun menurut saya, sangat benarlah pepatah ini : “Beauty is not in the face but a light in the heart”. Bahwa hakikat kecantikan bukanlah hal yang kasat mata, melainkan ‘inner’ yang memancar dari jiwa dan hati seseorang. Yang semuanya itu adalah akumulasi dari akhlak, ketenangan dan kesucian jiwa, serta keimanan yang sempurna. Kemudian hati yang bersih nan sehat ini (Qalbunsalim) akan terpancar pada jasad seseorang. Layaknya bunga melati walaupun tak seelok bunga mawar dengan kesederhanaannya ada keharuman yang luar biasa yang jika dipetik tidak akan ada duri yang menusuk.

Pada intinya, setiap wanita ‘pasti’ mempunyai potensi kecantikan yang secara fitrah melekat pada dirinya. Masing-masing dari kita hanya perlu memahami keunikan dan kekhasan diri. Pun Al-Qur’an juga merekomendasikan bahwa wanita memiliki peringkat tertinggi seluruh keindahan.
“Dijadikan indah (pandangan) manusia apa-apa diingini manusia, yaitu : Wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang”
(QS. Ali Imran:4)

Namun yang paling penting yang harus disadari adalah standar nilai cantik dimata-Nya, yaitu : Yang paling bertakwa, bukan yang paling cantik.


                                                              *didedikasikan untuk makhluk indah bumi yang bernama wanita : )*

3 komentar:

Tinta maple mengatakan...

tes

cumi-cumi! mengatakan...

bisa mih haha

Tinta maple mengatakan...

iyaaaa nuu' hahaa :p

Posting Komentar

 
© Copyright 2035 Tinta Maple
Theme by Yusuf Fikri