19 Jul 2013

Mahasiswi yang sedang melawan gusar

Kalender di atas rak buku berwarna cokelat tepat disamping pintu kamarku hari ini banyak mendapat perhatian dariku. Seharian mondar-mandir masuk dan keluar kamar langkahku selalu terhenti memicingkan mata dan menatap lamat-lamat kalender itu, bukan karena kalender itu bergambar lelaki berbadan besar nan berisi layaknya pemain sumo dan ada tulisan "Antenna TV Spesialist" yang cukup absurd untuk dipajang-pajang ini, namun masa bodohlah pikirku yang penting dia masih bermuatan angka-angka nama hari dan bulan. Saya hanya memerlukan itu agar sadar bahwa hari ini adalah tanggal 19 Juli yang jatuh pada hari jumat, mengapa waktu seminggu kini begitu cepat terasa? hari-hari kemarin berlalu begitu cepat? seminggu sudah ternyata hatiku sesak dipenuhi ketidakpastian oleh bapak dosen.

12 Juli 2013


Pagi-pagi kugenggam erat handphone biru mungil ini, kucari menu kontak dan hendak menemukan nama itu "Pak Paulus" beliau adalah salah seorang dosen mata kuliah statistika ekonomi lanjutan yang pada semester ini hanya masuk kelas sejumlah 3 kali, dan 3 kali itu saya juga tak pernah hadir, singkatnya kami tidak bertemu dalam kelas. Tapi beruntungnya untuk tugas mid semester kami hanya disuruh untuk take home jadilah saya mempunyai kesempatan untuk mengerjakannya. 

dan tuuut....kuberanikan dari untuk menghubunginya, kemudian gugup kutekan tombol merah pada handphone.

tuuuut........ aiihh apa yang hendak kukatakan?? kemarin saja berbela diri untuk kerumahnya namun beliau begitu teganya tak keluar bahan untuk menengok pun tidak. Kutekan kembali tombol merah.

tuuuut......namun ini tak adil saya punya hak untuk memperbaikinya, jangan kau pencet tombol merah itu lagi, jihan!

dan

Haloo selamat siang....

i...iya selamat siang pak...sa..saya Jihan Khadijah pak!! (lah ini yang nanya nama siapa?? -__-")

oh iya jihan siapa? ada apa ya?

sa..saya...murid bapak dikelas statistika pak, saya ingin bertanya mengapa nilai saya kemarin dapat D pak? kata pak Agung saya tidak mengumpulkan tugas mid kemarin tapi saya yakin dan bisa membuktikan pak, bahwa saya kumpul tugas!

oh saya sedang diluar kota dek, nanti saja kalau saya sudah balik coba saya bicarakan dengan pak Agung. Entahlah itu bisa berubah apa tidak, mungkin kertas kamu itu keteteran.

wah iya pak terima kasih kebijakannya

dan tut..tut...tut kiranya bapak yang telah menekan tombol merahnya terdahulu -___-"

setidaknya hari itu hati ini sudah sedikit tenang penuh berpengharapan semoga nilai tidak adil itu bisa berubah.


19 Juli 2013

Sudah seminggu bapak ini sama sekali tak berkabar dan nilai pun belum ada tanda-tanda terganti. Berkali-kali kucoba untuk mengirimkan pesan singkat hanya sekedar mengingatkan dan bertanya. Ke rumahnya? hanya tak ingin disambut dengan gaungan anjing-anjingnya dan ketidakacuannya lagi. Menelpon lagi? 

tuuut.....tuuut....hingga sekian kali tuuut.......beliau tidak mengangkatnya

tuuut.......mungkin bapak sedang sibuk, kutekan tombol merah.

tuuut........harus kucoba terus, mau mati penasaran kau jihan??. Tapi..tapi...tombol merah kembali berfungsi.

dan engganlah kulanjutkan aksi ini, letihku berkelahi dengan diriku sendiri.

Aku menunduk, dada berkecamuk. Tak pernah segusar ini perihal nilai. Mengapa tidak? duo dosen pada semester kemarin ini sungguh mengerikan jika berada dalam kelas. Bukan karena suara dan tingkahnya namun pada metode belajar yang sedikitpun tidak tersampaikan kepada kami, sedikitpun. Bahkan ketika final kami sekelas dengan khidmatnya hanya menulis kembali soal yang tertera dan ada pula yang sempat menulis curahan hati mereka pada lembar jawaban final yang sangat unik menurutku. Adapun saat nilai keluar jawaban kacau itu akhirnya bernilai A yah tentulah teman-teman cukup terbayar dengan nilai yang baik tanpa ada secuil pun pengetahuan untuk kami dari duo dosen tersebut. Namun bagaimana denganku? hanya karena secuil kertas entah berada dimana toh bukan saya yang menghilangkannya. Mungkin jika mereka berhasil sedikitpun mentransferkan ilmu mereka dengan baik saya bisa sedikit menerimanya, bisa berlaku sabar dan tidak menuntut persamaan nasib dengan teman-teman yang lain kan? kan begitu?. 

Baiknya memang harus berlaku sabar, baiknya tidak memikirkan lagi, baiknya ....



0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2035 Tinta Maple
Theme by Yusuf Fikri