30,29,28,27,26......5,4,3,2,1,0 piip piip piipp jalan woy
sudah hijau tuh !!
“Ahh dasar
manusia harus kalii yaa setiap saya nongol disambut dengan klakson bertubi-tubi
seperti itu capee deh !!
“Buset songong
banget lo Jo, lo kira tuh klakson buat lo ahahaha , udah sabar aja kita aja
capek dengarnya dasar deh manusia kalau jam segini emang panasnya nggak mau
kalah sama matahari, yah kan Mer ??"
“Enggak, enggak
salah lagi !! Merah senyum-senyum sendiri.
Matahari
sedang senang-senangnya menyinari aktivitas siang para makhluk Tuhannya hingga zat natrium klorida yang berasa asin
itu tidak henti-hentinya menetes keluar dari tubuh manusia. Di pinggir jalan
para pemegang kendali jalanan ini tidak henti-hentinya bergurau dan saling meratapi
nasib masing-masing sebagai pemecah rasa kebosanan.
“Nah waktunya gue nih sob !! TING...Ehh..
tuh motor woy main tancap aja buta apa lo?? Ini manusia semakin hari semakin
bego yah dari jaman balita juga sudah diajarin sama Bapak sama Emmaknya kalo gue
nongol yah artinya itu HATI-HATI, lah sekarang nggak si anak nggak Bonyok nafsirnya sudah beda sob LAMPU KUNING
= TANCAP BROOO !!
“Hahahaahha nasib..nasib.. deh
lo Ning udah berenti hidup aja deh lo nggak guna...!” Hijau masih saja sibuk
menertawakan nasib teman yang setia mangkal di atasnya sejak pertama hidup.
“Sabarlah sob udah pikir aja
postifnya, nah coba pikir setidaknya lo hidup bertanggung jawab pemegang amanah
yang baik, beginikan mereka sendiri yang rasakan akibatnya kalau melanggar yah
ditilang polisi atau bisa-bisa kecelakaan terus koid deh.
“Tega lo ya Mer doain manusia
kecelakaan?” tanya Kuning dengan muka lesu. “Lah ini bocah malah balik kasihan.
Biarin deh, itukan salah mereka ngapain dipikirin. Bener tuh kata Merah kerjain
aja tugas hidup kita dengan menjaga amanah, nah mati jumpa surga deh kita
hahaa.” Hijau seperti biasanya langsung berisik.
“Gini yah gue jelasin !. Mata
merah langsung memicing tajam. Nih manusia memang nggak jelas maunya apa sob,
jelas kalau nggak patuh sama fungsi kita yah mereka sendiri yang rugi. Mereka
sadar kalau ini salah dan malah ikut memecahkan masalah ini, salah satunya yah
dengan mengutus polisi-polisi itu . Nah lahir deh peraturan-peraturan lalu
lintas, yang melanggar kita siap didenda. Buset keren kita yeee” . Merah
senyum-senyum sendiri.
“Ehh geje udah lanjutin aja lagi
klimaks juga. “Bantah Hijau dengan mata tajam. “Ahh iye-iye nah lanjutannya
nih, lihat sekarang sob si polisi-polisi geblek itu ngerjain apa selama ini ??
ngelanggar?” iya semestinya pelanggar itu dihukum selanjutnya bakalan mangkal
di persidangan dan bayar uang denda, sekarang apa yang mereka lakuin apa??
apa??”
“ATUR DAMAI !! kembali nyerocos
si Hijau. “Ahh iya pantasan tuh perutnya pada maju semua isinya berasal dari
uang nggak bener tuh” sambung si Kuning polos.
“Nah tuh pinter lo padee
ahahaha.
Sekian lama
percakapan mereka hingga tak terasa petang disambut panggilan cinta Allah
terdengar merdu untuk para umatnya untuk kembali menstabilkan jiwa dan raganya
dengan 3 rakaat saja. Aktivitas manusia perlahan lapang dan langit menampakkan
sisi hitamnya.
Dan
kriukkk...kriukk....
“Etss nah ini yang lapar siapa gede banget tuh bunyi sob ahahaha. Hijau
kembali nyerocos mendengar suara panggilan perut.
“Bukan gue yah ! nyahut Merah. “Ahh gue juga ! tambah Kuning dengan tampang bingungnya.
“Nih si tiang kali lapar lo yee? Hijau tetap ngeh mau tau siapa. “Ehh
makhluk 3 sejak kapan gue pernah ngeluarin bunyi-bunyi aneh seperti itu,
kerjaan gue yah Cuma dengarin ocehan kalian tiap hari, kurang sabar apa lagi
gue coba? Hidup untuk jadi tumpuan kalian-kalian yang cerewet ini. Potong Tiang
membela diri.
“Ahh si masbro ngambek iya deh maaf. Goda si Hijau. “Pura-pura bego
atau apa lo pade deh, nah siapa lagi kalau bukan nih anak yang tiap hari
nyandar dibadan gue. Lanjut si Tiang dengan muka lesuh.
“Anak itu lagi yah capek hati gue liat saban hari kayak gini, jam
segini wajarnya dia harus nyaman dirumah sambil belajar terus jadi pinter
kurang deh orang bego di Bangsa ini. Celoteh si Kuning
“Gue nggak setuju sob dengan kata-kata lo barusan, menurut gue yah
manusia-manusia bangsa ini tuh cerdas sob ! Sangking cerdasnya korupsi dimana-mana,
lo kira gampang tuh bohongin orang sana-sini pake laporan palsu pula haha. Banyak
juga anak-anak pribumi yang berprestasi tapi apa? mereka jauh lebih dihargai di
luar sana kebanding di Negri sendiri”. Bantah si Hijau
“Hmmm, banyak memamng diantara mereka yang cerdas tapi tidak hatinya,
mereka dengan gampangnya membuat peraturan yang gampang pula diinterprestasikan
lalu dilanggar. Mana tuh pembuktian pasal 34 ayat 1 “Fakir misikin dan anak
terlantar ditanggung oleh negara” sampai sekarang banyak nih anak-anak serta
para fakir kelaparan dijalanan. Mana ada negara kaya punya rakyat yang miskin
rasional nggak?”. Nggak ada yang salah sama pasal beserta Ideologi bangsa ini
cita-citanya mulia sob 5 pilarnya juga mencakup kesejahteraan. Tepatnya yang
salah ada pada mental masyarkat bangsa ini, mental yang dibangun oleh para
Tiran-Tiran sampai berabad-abad bangsa ini diperbudak, sampai tibalah rezim
Soekarno hingga pengakuan kemrdekaan kita menyebar. Tapi yakin lo bangsa ini
sudah Merdeka??”
“Hijau dan Kuning menggeleng tegas. “Bodoh yah mereka sob?? Jelas
sekarang mereka kalah, kalah dalam metamorfosis perang dingin yang semakin
elegan dengan semboyan globalisasi. Pasar bebas mulai dirasakan efeknya, sifat
konsumerisme mereka membuktikan jelas orientasi massa telah diubah dari need menjadi want taunya hanya membeli karena tuntutan Trend dan Mode tidak
mampu menghasilkan dan bersaing. Inilah varises yang menyerang pembuluh budaya
bangsa ini terlalu hanyut dengan westernisasi akibatnya hanya proses culture
shock yang harus mereka hadapi”. Hijau dan Merah menatap sayu penejelasan si
Kuning.
“Yang tersisa dari bangsa ini yah emang hanya harapan sob, semoga
mereka tunas-tunas muda itu sadar akan tanggung jawab intelektualitas mereka,
berpikir kritis jauh dari anarkis. Tidak terlena dengan kicauan kaum tidak
beradab yang berujung pada eksploitasi ekonomi, budaya, bahkan politik terhadap
konsumen dengan imaji-imaji sesat. Tapi sejauh ini aplikasi mereka apa ?“ hanya
tau mengakumulasikan kemarahan mereka dengan berdemo berjubah anarkisme banyak
tuh saudara-saudara kita jadi korban kekerasan mereka, punya otak mereka nggak?”
Jelas yang rugi mereka sendiri. Yah kan
Ning – Joe ?
Serentak mereka ngangguk, “Aminin aja sob besok-besok kita nggak jadi
sasaran aksi mereka”. Kembali nyerocos si Hijau.
“AMIIIIIIIIIIIIIIIIIIINNNNNNNN” . Tiangpun ikut mengamini dalam hati.
Kabar kenaikan
BBMpun mewarnai setumpuk masalah di Negara ini, aksi mahasiswa bergejolak
diseluruh penjuru bangsa ini. Anarkisme menjadi warna tersendiri sebagai tanda
penolakan mereka jalan-jalan menjadi lautan almamater-almamater para penanggung
jawab intelektualitas, asap-asap pembakaran ban seakan kabut menyelimuti kota,
ratusan kendaraan mengantri sabar sepanjang jalan.
“Busset deh tuh mahasiswa main
lempar batu aja, nah kena tuh waddaaawww darah sob..daraahh !!! . Teriak si
Hijau
Duuaaaarrr...duaaaarrrrr...
“Perih yah tuh Water Canon
pasti, benci ahh gue harus liat
pemandangan seperti ini. Takut gue sob pelampiasannya pasti sama kita !! Salah
kita apeeee cobaa?? . Kuning mencba menenangkan diri.
“Sudah kalian tenang aja, ingat
kita udah berguna untuk mereka kita hanya bisa menjadi penonton mereka dengan
ekspektasi yang tinggi pada mereka kelak bisa menjadi kaum yang....”. Merah
kembali menenangkan.
Dan seketika
.....
CRASSSSSSSHHHHH CRASSSSHH .
Seketika bulir-bulir kaca berjatuhan ditanah lalu lagi dan lagi !!!!!!
“Makan itu
polisi sialaaaaannn !!! Maju kalau berani majuuuuuuuuuuuuu !!. Teriak para
mahasiswa, sambil menghancurkan sang pengendali otomatis itu.
Hanya picingan
tatapan kosong penuh makna yang hanya bisa ia lakukan melihat ke 3 teman yang
berhari-hari menjadi tumpuannya dengan kicauan yang tidak henti-hentinya
berdiskusi melihat apa yang mereka saksikan hancur seketika merebah jatuh ke
tanah.
Berdiri
sendiri melewati hari dengan suara bising jelas tidak ada kerteraturan berlalu
lintas dihadapannya.
“Kaum yang bodoh !! Tiangpun
membatin.
0 komentar:
Posting Komentar