Aku selalu kagum, kepada ombak yang menari saling berkejar
tiada lelah. Deburanmu terdengar merdu namun ternyata menambah sendu.
Bergulung-gulung datang menyapaku seolah membawa pesan rindu yang kemudian
memecah berkeping bertemu karang pantai.
Kepada laut yang biru, dihadapanmu aku selalu terpana.
Memandang kagum pada hamparan birumu. Namun kau membuatku begitu penasaran,
dengan segala keindahan yang kau kandung. Selalu saja penuh rahasia, membuatku
makin jatuh hati.
Kepada laut yang biru, kembali kau menyelendup diam-diam
ingatan tentang kita. Tentang jiwa-jiwa yang menari, berpijak dari satu
titik ke titik lain. Menebar tawa, meluruhkan air mata, melahirkan banyak
peristiwa.
Pada saat matahari menenggelamkan diri pada pedalamanmu,
malam pun menyamarkan birumu. Tapi tenanglah, karena di kala birumu berubah
menjadi menjadi kelabu pun aku masih tetap mencintaimu. Tetap ditempatku
menyambut datangnya rembulan.
Maka bersenandunglah wahai rembulan,
Temani aku menghabiskan peliknya merindu. Sambil menunggu
kelabu itu berubah menjadi biru kembali. Hingga matahari kembali dari
persembunyiannya.
Karena aku terlanjur
mencintaimu, biru.
0 komentar:
Posting Komentar